The Entrepreneur Way (3)
(Bagi teman-teman yang ingin membahas langsung dan berdiskusi lebih lanjut setelah membaca tulisan di edisi kali ini, silahkan untuk menyampaikan uneg2, sanggahan, atau sejenisnya di Comment Blog dibawah ini. Thanks!)
Tahap #2. DIY, Do It Yourself
Pada tulisan saya sebelumnya [The Entrepreneur Way(2)], saya menulis mengenai bagaimana kita mengasah keterampilan kita, antara lain:
- menemukan dan menuliskan ide "jorok" kita,
- mengukur, menganalisa, mencermati lebih dalam ide kita tersebut, apakah visible untuk diimplementasikan atau tidak, dan
- merencanakan Ide dengan membuat perencanaan anggaran, bisnis prosesnya, dan modal kita menuju ke tahap implementasi tahap awal.
Coba kita sedikit buka orat-oret planning Anda dan membuat sebuah catatan berjudul "check-list" :
#1. apakah perencanaan dalam bentuk proposal Anda sudah memiliki kekuatan untuk menjadikan Anda lebih optimis?
#2. apakah Anda sudah memiliki step-by-step apa yang anda harus lakukan?
#3. apakah dompet/rekening Anda sudah memadai untuk memulai melakukan investasi tahap awal sesuai yang Anda anggarkan tersebut?
#4. apakah Anda telah melakukan survei awal untuk mengetahui hal-hal penting yang kadang dianggap remeh namun penting, seperti : peraturan daerah, ijin, dan sejenisnya?
Dan satu hal lagi yang paling penting untuk anda check-list kan..
#5. apakah anda sudah YAKIN BETUL bahwa Anda akan mengimplementasikan ide brilliant Anda tersebut?
Renungkan sejenak : "Go or No-Go??!!"
Karena jika Anda sudah memulai 'nyemplung' berarti Anda sudah bisa mengukur diri sendiri bahwa apa yang akan dilakukan ini adalah benar dengan segala resiko-resiko yang akan dihadapi nanti.. dengan memiliki keyakinan serta kemauan yang full-tank, berarti Anda akan sukses… itu pasti, karena ini adalah kunci dari sebuah langkah besar menjadi Entrepreneur!.
Sebelum kita salah, coba kita sama-sama cek di Wikipedia sebuah situs ensiklopedia terlengkap sejagad ini mengenai "Apa itu Entrepreneur"
[Link : http://id.wikipedia.org/wiki/Wirausaha]Kata wirausaha dalam bahasa Inggris, yaitu entrepreneur, merupakan kata serapan dari bahasa Perancis yang mulanya berarti "pemimpin musik atau pertunjukan."
Wirausaha adalah jenis usaha mandiri yang didirikan oleh seorang wirausahawan, atau sering pula disebut sebagai pengusaha.
Wirausahawan adalah seseorang yang mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mencari cara-cara atau teknik yang lebih baik dalam pemanfaatan sumber daya, memperkecil pemborosan, serta menghasilkan barang atau jasa dalam upayanya memuaskan kebutuhan orang lain.
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya." Sedangkan Louis Jacques Filion menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang dan membuat keputusan.
(#A. Presentation)
Memulai mengimplementasikan ide Anda memang sesuatu hal yang dirasa sangat berat, mungkin akan menyita sebagian besar waktu Anda dalam menjalankannya.
Jika Anda diharuskan untuk melakukan presentasi-presentasi dalam rangka menambah kocek atau penjajakan didalam step perencanaan Anda.. ungkapkan ide Anda dengan semangat tinggi, optimis, yakin, sehingga dapat menularkan keyakinan Anda kepada orang-orang yang nantinya akan menjadi bagian dari bisnis Anda.
Be careful!
Mungkin dengan menyampaikan ide Anda ke orang-orang, berarti Anda sudah menelanjangi diri sendiri dengan membocorkan rahasia besar Anda ke orang lain yang mungkin dengan finansial yang kuat dari orang-orang yang bertemu dengan Anda itu bisa melakukan 'salip-di-tikungan'. Anda harus tetap menyimpan satu atau beberapa ingredients berupa 'Kunci Rahasia' di otak Anda yang tidak bisa di baca oleh orang lain… seringnya hal ini tidak kita sadari, tapi ternyata penting.
Banyak kasus 'salip-di-tikungan' dialami para calon entrepreneur.. jika terjadi, mungkin nantinya Anda hanya bisa ngedumel dan berkeluh-kesah ke teman-teman Anda.
Pertajam insting Anda!
(#B. Initial Cost)
Hasil dari anggaran yang disusun sebelumnya, implementasi selanjutnya adalah melakukan investasi alias 'belanja'.. mungkin dalam bentuk sewa-menyewa, belanja mesin produksi, mempersiapkan alat bantu, rekrut pegawai, dan lain-lain. Didalam tahapan Investasi ini, Anda pun harus mengeluarkan kocek Anda untuk Operational Cost tahap awal (periode pertama).
Jangan sekali-kali keburu nafsu mengeluarkan modal / biaya diluar dari yang Anda anggarkan sebelumnya… keep in the right track. Anda perlu mencermati pengeluaran Anda harus tetap didasari azas efisiensi dan efektiftifitas. Ibaratnya, kalau kita membangun sebuah rumah dengan keterbatasan dana.. kita cukup membuat rumah yang bisa 'tumbuh-kembang'.
"Smart spending & Control it!"
Lakukan investasi yang secukupnya saja dulu, yang penting jalan sesuai dengan yang diharapkan. Toh, nanti jika kita sudah dalam tahapan operasional kita, dari margin yang disisihkan nanti Anda dapat 'meremajakan' atau 'menambah' asset sesuai dengan taraf ideal, tentunya tetap memanfaatkan 'barang lama' kita. Tentunya kadang ini membutuhkan pengorbanan Anda, misalnya menggunakan space kosong tempat tinggal yang bisa dimanfaatkan menjadi 'markas'.
(#C. Production & Development)
Kembali kita lihat primbon yang Anda buat, apa yang Anda tulis mengenai 'barang dagangan' Anda tersebut.
Prinsipnya 'barang dagangan' kita tersebut tidak terbatas apapun komoditasnya.. produk nyata (tangible), tidak nyata (intangible), atau jasa.
Semuanya tetap ada proses produksi. Apakah itu produksi barang dagangannya, alat bantunya, dll.
Apakah itu :
- produksi konstruksi warung tempat usaha kita?
- produksi satu atau lebih barang dagangan kita?
- produksi alat bantu berupa software/hardware sehingga bisa lebih efisien nantinya?
- produksi kemasan?
- produksi material promosi nya : brosur / website / … ?
Ilmu yang saya dapatkan di PT. ASTRA GRAPHIA saat lalu, ada 1 ilmu yang cukup bagus yang bisa kita terapkan disini, yaitu "Material Requirement Planning" atau disingkat MRP.
Di ilmu tersebut dijabarkan mengenai bagaimana kita menguraikan komponen suatu produk sampai komponen yang terkecil, sehingga kita akan tau betul berapa biaya bahan baku, proses produksi, beserta lama waktu produksi.
Mungkin setelah mengetaui lebih dalam mengenai MRP ini, Anda perlu me-review kembali primbon Anda untuk lebih mendetil kan anggaran dan planning Anda.
Silahkan mampir ke toko buku setempat untuk investasi awal dalam bentuk buku, atau tanyakan professor Google atau Wikipedia untuk detil mengenai ilmu MRP ini.
Contoh:
Sebuah Ballpoint, dari barang utuh dalam kemasan kita dis-assemble satu-persatu, dari mulai kemasan, tinta, body bagian atas, body bagian bawah, ring, per, mekanik, logo merek, dst, dst.
Dari setiap komponen yang terurai tersebut, kita hitung satu per satu komponen apa saja yang ada, berapa cost untuk pembuatan setiap komponen yang ada, sehingga akhirnya kita bisa berhitung komponen mana yang sangat mempengaruhi harga jual dagangan kita nanti, dari situ kita akan bisa mencari alternatif-alternatif yang bisa kita ambil, tentunya dengan tidak mengurangi kualitas barang dagangan kita.
Produksi ini sangat bervariasi sesuai bentuk komoditas yang kita pasarkan, namun semuanya bisa di breakdown secara terperinci.
Suatu advantages jika memang Anda adalah ahli / expert di bidang dimana implementasi ide Anda tersebut, sehingga kita akan sangat mengerti proses-demi proses nya.
Namun jika tidak, adalah suatu tantangan menarik jika kita bisa mempelajari hal baru.
Tahap produksi ini, adalah saatnya Anda meng-explore seluruh kemampuan, keahlian, inovasi, kreatifitas dari turunan Ide yang nantinya akan dikemas dalam barang dagangan Anda. Lakukan eksperimen-eksperimen yang mengasah kreatifitas sampai kita menemukan rumus yang paling pas.
Janganlah Anda merumuskan yang memiliki sesuatu beresiko besar pada kontinuitas produksi barang dagangan Anda.. misalnya nih.. kita berbisnis makanan dan Anda nekat menambahkan unsur "Minyak Babi" (yang haram untuk di konsumsi oleh kaum muslim yang menjadi sebagian besar calon konsumen Anda), konon katanya sih jadi tambah lezat, tapi resiko besar dihadapan Anda!. Jika suatu saat 'rahasia dapur' kita ada yang membocorkan, entah siapa itu… THE END aja deh.
Banyak hal yang dapat dilakukan disini sesuai dengan intuisi, keyakinan Anda, dan jangan lupa bahwa ini adalah bagian dari strategi Anda.
Jangan lupa juga, tahap produksi ini juga menentukan nilai jual barang dagangan Anda. Kita harus jeli melihat kondisi pasar dimana komoditas barang dagangan kita akan jual. Apakah kita akan melaukukan strategi 'banting harga', 'harga ok, kualitas so-so', atau.. 'harga mahal, kualitas yahud' ?? atau juga. Apakah Anda akan membuat tiga produk dengan masing-masing produk sesuai katergori tersebut? Itu terserah Anda.. namun hal tersebut berpengaruh pada pola produksi.
Hal ini akan kita kupas bersama dalam edisi tulisan "The Entrepreneur Way" berikutnya, yaitu lebih kearah : "How to Deliver your Products" atau bahasa sunda nya : "Sales & Marketing Strategy". Tahapan menarik untuk kita simak dan diskusikan bersama..
--------------------
Hal-hal yang perlu di ingat! :
#1. Jangan delegasikan kepada orang lain, asisten, atau karyawan Anda.. luangkan waktu Anda untuk melakukan tahapan ini oleh Anda sendiri. Di lapangan Anda akan lebih tau kondisi lapangan yang sebenarnya serta dapat mengontrol pengeluaran sendiri. DIY: DO IT YOURSELF!
#2. Jika Anda sudah merasa yakin dan memang beban di pundak Anda sebagai creator udah mulai keteteran, saat nya Anda untuk memberikan SEBAGIAN pekerjaan kepada asisten/staff Anda, tapi tetap.. 'secret ingredients' nya tetap tersimpan di otak Anda!
Ambil hal-hal yang memang menjadi kunci dan penentu dalam bisnis Anda tersebut, sehingga Anda memang harus tetap terlibat dan pegang kendali.
#3. Kenali langsung para supplier/vendor/mitra yang pastinya akan terus berhubungan dengan Anda. Personal approach harus Anda lakukan, ini adalah salahsatu bentuk investasi, dan mereka akan menghargai Anda. Jangan mentang-mentang Anda menjadi bos cuma duduk manis di markas, mereka dan keringat Anda akan menjadi saksi hidup kesuksesan Anda kelak!.
#4. Don't take over-risk. Janganlah sekali-kali nekat memasukan unsur yang beresiko tinggi untuk barang dagangan Anda. Jaga kontinuitas barang dagangan untuk jangka panjang.
#5. Bawa 'blue-print' atau 'business plan' ide Anda kemana pun Anda pergi. Karena ini adalah hal yang menjadi polisi tentang batasan-batasan apa yang harus Anda lakukan, evaluasi, dan tulis catatan-catatan penting jika ada perubahan atau tambahan. Kelak akan bermanfaat bagi siapapun yang akan menjadi penerus Anda. Atau mungkin Anda akan diversifikasi usaha Anda dalam bentuk lain, sehingga pengalaman yang tercatat rapi akan menjadi referensi.
#6. Libatkan juga 'soul-mate' terdekat (istri/suami) Anda untuk ikut terlibat apa yang Anda lakukan, diskusikanlah bersama-sama (Terutama masalah DUIT!) Believe me… anda akan rasakan manfaat langsung dan tidak langsung nya :)).
#7. Arsipkan dengan rapi segala bentuk dokumen yang ada, kuitansi, bon, brosur, dll.. kelak nanti akan Anda butuhkan untuk tahapan selanjutnya.
(To be Continued…)
[more]