Minggu, Maret 08, 2009

The Entrepreneur Way (3)

(Bagi teman-teman yang ingin membahas langsung dan berdiskusi lebih lanjut setelah membaca tulisan di edisi kali ini, silahkan untuk menyampaikan uneg2, sanggahan, atau sejenisnya di Comment Blog dibawah ini. Thanks!)


Tahap #2. DIY, Do It Yourself

Pada tulisan saya sebelumnya [The Entrepreneur Way(2)], saya menulis mengenai bagaimana kita mengasah keterampilan kita, antara lain:

- menemukan dan menuliskan ide "jorok" kita,
- mengukur, menganalisa, mencermati lebih dalam ide kita tersebut, apakah visible untuk diimplementasikan atau tidak, dan
- merencanakan Ide dengan membuat perencanaan anggaran, bisnis prosesnya, dan modal kita menuju ke tahap implementasi tahap awal.

Coba kita sedikit buka orat-oret planning Anda dan membuat sebuah catatan berjudul "check-list" :

#1. apakah perencanaan dalam bentuk proposal Anda sudah memiliki kekuatan untuk menjadikan Anda lebih optimis?

#2. apakah Anda sudah memiliki step-by-step apa yang anda harus lakukan?

#3. apakah dompet/rekening Anda sudah memadai untuk memulai melakukan investasi tahap awal sesuai yang Anda anggarkan tersebut?

#4. apakah Anda telah melakukan survei awal untuk mengetahui hal-hal penting yang kadang dianggap remeh namun penting, seperti : peraturan daerah, ijin, dan sejenisnya?

Dan satu hal lagi yang paling penting untuk anda check-list kan..

#5. apakah anda sudah YAKIN BETUL bahwa Anda akan mengimplementasikan ide brilliant Anda tersebut?

Renungkan sejenak : "Go or No-Go??!!"

Karena jika Anda sudah memulai 'nyemplung' berarti Anda sudah bisa mengukur diri sendiri bahwa apa yang akan dilakukan ini adalah benar dengan segala resiko-resiko yang akan dihadapi nanti.. dengan memiliki keyakinan serta kemauan yang full-tank, berarti Anda akan sukses… itu pasti, karena ini adalah kunci dari sebuah langkah besar menjadi Entrepreneur!.

Sebelum kita salah, coba kita sama-sama cek di Wikipedia sebuah situs ensiklopedia terlengkap sejagad ini mengenai "Apa itu Entrepreneur"
[Link : http://id.wikipedia.org/wiki/Wirausaha]

Kata wirausaha dalam bahasa Inggris, yaitu entrepreneur, merupakan kata serapan dari bahasa Perancis yang mulanya berarti "pemimpin musik atau pertunjukan."

Wirausaha adalah jenis usaha mandiri yang didirikan oleh seorang wirausahawan, atau sering pula disebut sebagai pengusaha.
Wirausahawan adalah seseorang yang mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mencari cara-cara atau teknik yang lebih baik dalam pemanfaatan sumber daya, memperkecil pemborosan, serta menghasilkan barang atau jasa dalam upayanya memuaskan kebutuhan orang lain.

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya." Sedangkan Louis Jacques Filion menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang dan membuat keputusan.
"Be sure and optimistic!"


(#A. Presentation)

Memulai mengimplementasikan ide Anda memang sesuatu hal yang dirasa sangat berat, mungkin akan menyita sebagian besar waktu Anda dalam menjalankannya.

Jika Anda diharuskan untuk melakukan presentasi-presentasi dalam rangka menambah kocek atau penjajakan didalam step perencanaan Anda.. ungkapkan ide Anda dengan semangat tinggi, optimis, yakin, sehingga dapat menularkan keyakinan Anda kepada orang-orang yang nantinya akan menjadi bagian dari bisnis Anda.

Be careful!
Mungkin dengan menyampaikan ide Anda ke orang-orang, berarti Anda sudah menelanjangi diri sendiri dengan membocorkan rahasia besar Anda ke orang lain yang mungkin dengan finansial yang kuat dari orang-orang yang bertemu dengan Anda itu bisa melakukan 'salip-di-tikungan'. Anda harus tetap menyimpan satu atau beberapa ingredients berupa 'Kunci Rahasia' di otak Anda yang tidak bisa di baca oleh orang lain… seringnya hal ini tidak kita sadari, tapi ternyata penting.

Banyak kasus 'salip-di-tikungan' dialami para calon entrepreneur.. jika terjadi, mungkin nantinya Anda hanya bisa ngedumel dan berkeluh-kesah ke teman-teman Anda.

Pertajam insting Anda!


(#B. Initial Cost)

Hasil dari anggaran yang disusun sebelumnya, implementasi selanjutnya adalah melakukan investasi alias 'belanja'.. mungkin dalam bentuk sewa-menyewa, belanja mesin produksi, mempersiapkan alat bantu, rekrut pegawai, dan lain-lain. Didalam tahapan Investasi ini, Anda pun harus mengeluarkan kocek Anda untuk Operational Cost tahap awal (periode pertama).

Jangan sekali-kali keburu nafsu mengeluarkan modal / biaya diluar dari yang Anda anggarkan sebelumnya… keep in the right track. Anda perlu mencermati pengeluaran Anda harus tetap didasari azas efisiensi dan efektiftifitas. Ibaratnya, kalau kita membangun sebuah rumah dengan keterbatasan dana.. kita cukup membuat rumah yang bisa 'tumbuh-kembang'.

"Smart spending & Control it!"

Lakukan investasi yang secukupnya saja dulu, yang penting jalan sesuai dengan yang diharapkan. Toh, nanti jika kita sudah dalam tahapan operasional kita, dari margin yang disisihkan nanti Anda dapat 'meremajakan' atau 'menambah' asset sesuai dengan taraf ideal, tentunya tetap memanfaatkan 'barang lama' kita. Tentunya kadang ini membutuhkan pengorbanan Anda, misalnya menggunakan space kosong tempat tinggal yang bisa dimanfaatkan menjadi 'markas'.


(#C. Production & Development)

Kembali kita lihat primbon yang Anda buat, apa yang Anda tulis mengenai 'barang dagangan' Anda tersebut.
Prinsipnya 'barang dagangan' kita tersebut tidak terbatas apapun komoditasnya.. produk nyata (tangible), tidak nyata (intangible), atau jasa.
Semuanya tetap ada proses produksi. Apakah itu produksi barang dagangannya, alat bantunya, dll.

Apakah itu :
- produksi konstruksi warung tempat usaha kita?
- produksi satu atau lebih barang dagangan kita?
- produksi alat bantu berupa software/hardware sehingga bisa lebih efisien nantinya?
- produksi kemasan?
- produksi material promosi nya : brosur / website / … ?


Ilmu yang saya dapatkan di PT. ASTRA GRAPHIA saat lalu, ada 1 ilmu yang cukup bagus yang bisa kita terapkan disini, yaitu "Material Requirement Planning" atau disingkat MRP.

Di ilmu tersebut dijabarkan mengenai bagaimana kita menguraikan komponen suatu produk sampai komponen yang terkecil, sehingga kita akan tau betul berapa biaya bahan baku, proses produksi, beserta lama waktu produksi.

Mungkin setelah mengetaui lebih dalam mengenai MRP ini, Anda perlu me-review kembali primbon Anda untuk lebih mendetil kan anggaran dan planning Anda.

Silahkan mampir ke toko buku setempat untuk investasi awal dalam bentuk buku, atau tanyakan professor Google atau Wikipedia untuk detil mengenai ilmu MRP ini.

Contoh:
Sebuah Ballpoint, dari barang utuh dalam kemasan kita dis-assemble satu-persatu, dari mulai kemasan, tinta, body bagian atas, body bagian bawah, ring, per, mekanik, logo merek, dst, dst.

Dari setiap komponen yang terurai tersebut, kita hitung satu per satu komponen apa saja yang ada, berapa cost untuk pembuatan setiap komponen yang ada, sehingga akhirnya kita bisa berhitung komponen mana yang sangat mempengaruhi harga jual dagangan kita nanti, dari situ kita akan bisa mencari alternatif-alternatif yang bisa kita ambil, tentunya dengan tidak mengurangi kualitas barang dagangan kita.

Produksi ini sangat bervariasi sesuai bentuk komoditas yang kita pasarkan, namun semuanya bisa di breakdown secara terperinci.

Suatu advantages jika memang Anda adalah ahli / expert di bidang dimana implementasi ide Anda tersebut, sehingga kita akan sangat mengerti proses-demi proses nya.

Namun jika tidak, adalah suatu tantangan menarik jika kita bisa mempelajari hal baru.
Tahap produksi ini, adalah saatnya Anda meng-explore seluruh kemampuan, keahlian, inovasi, kreatifitas dari turunan Ide yang nantinya akan dikemas dalam barang dagangan Anda. Lakukan eksperimen-eksperimen yang mengasah kreatifitas sampai kita menemukan rumus yang paling pas.

Janganlah Anda merumuskan yang memiliki sesuatu beresiko besar pada kontinuitas produksi barang dagangan Anda.. misalnya nih.. kita berbisnis makanan dan Anda nekat menambahkan unsur "Minyak Babi" (yang haram untuk di konsumsi oleh kaum muslim yang menjadi sebagian besar calon konsumen Anda), konon katanya sih jadi tambah lezat, tapi resiko besar dihadapan Anda!. Jika suatu saat 'rahasia dapur' kita ada yang membocorkan, entah siapa itu… THE END aja deh.

Banyak hal yang dapat dilakukan disini sesuai dengan intuisi, keyakinan Anda, dan jangan lupa bahwa ini adalah bagian dari strategi Anda.

Jangan lupa juga, tahap produksi ini juga menentukan nilai jual barang dagangan Anda. Kita harus jeli melihat kondisi pasar dimana komoditas barang dagangan kita akan jual. Apakah kita akan melaukukan strategi 'banting harga', 'harga ok, kualitas so-so', atau.. 'harga mahal, kualitas yahud' ?? atau juga. Apakah Anda akan membuat tiga produk dengan masing-masing produk sesuai katergori tersebut? Itu terserah Anda.. namun hal tersebut berpengaruh pada pola produksi.

Hal ini akan kita kupas bersama dalam edisi tulisan "The Entrepreneur Way" berikutnya, yaitu lebih kearah : "How to Deliver your Products" atau bahasa sunda nya : "Sales & Marketing Strategy". Tahapan menarik untuk kita simak dan diskusikan bersama..


--------------------

Hal-hal yang perlu di ingat! :

#1. Jangan delegasikan kepada orang lain, asisten, atau karyawan Anda.. luangkan waktu Anda untuk melakukan tahapan ini oleh Anda sendiri. Di lapangan Anda akan lebih tau kondisi lapangan yang sebenarnya serta dapat mengontrol pengeluaran sendiri. DIY: DO IT YOURSELF!

#2. Jika Anda sudah merasa yakin dan memang beban di pundak Anda sebagai creator udah mulai keteteran, saat nya Anda untuk memberikan SEBAGIAN pekerjaan kepada asisten/staff Anda, tapi tetap.. 'secret ingredients' nya tetap tersimpan di otak Anda!

Ambil hal-hal yang memang menjadi kunci dan penentu dalam bisnis Anda tersebut, sehingga Anda memang harus tetap terlibat dan pegang kendali.

#3. Kenali langsung para supplier/vendor/mitra yang pastinya akan terus berhubungan dengan Anda. Personal approach harus Anda lakukan, ini adalah salahsatu bentuk investasi, dan mereka akan menghargai Anda. Jangan mentang-mentang Anda menjadi bos cuma duduk manis di markas, mereka dan keringat Anda akan menjadi saksi hidup kesuksesan Anda kelak!.

#4. Don't take over-risk. Janganlah sekali-kali nekat memasukan unsur yang beresiko tinggi untuk barang dagangan Anda. Jaga kontinuitas barang dagangan untuk jangka panjang.

#5. Bawa 'blue-print' atau 'business plan' ide Anda kemana pun Anda pergi. Karena ini adalah hal yang menjadi polisi tentang batasan-batasan apa yang harus Anda lakukan, evaluasi, dan tulis catatan-catatan penting jika ada perubahan atau tambahan. Kelak akan bermanfaat bagi siapapun yang akan menjadi penerus Anda. Atau mungkin Anda akan diversifikasi usaha Anda dalam bentuk lain, sehingga pengalaman yang tercatat rapi akan menjadi referensi.

#6. Libatkan juga 'soul-mate' terdekat (istri/suami) Anda untuk ikut terlibat apa yang Anda lakukan, diskusikanlah bersama-sama (Terutama masalah DUIT!) Believe me… anda akan rasakan manfaat langsung dan tidak langsung nya :)).

#7. Arsipkan dengan rapi segala bentuk dokumen yang ada, kuitansi, bon, brosur, dll.. kelak nanti akan Anda butuhkan untuk tahapan selanjutnya.


(To be Continued…)

[more]

Jumat, Februari 27, 2009

The Entrepreneur Way (2)

(Bagi teman-teman yang ingin membahas langsung dan berdiskusi lebih lanjut setelah membaca tulisan di edisi kali ini, silahkan untuk menyampaikan uneg2, sanggahan, atau sejenisnya di Comment Blog dibawah ini. Thanks!)


Tahap #1. Explore your Idea & Measure It!


Sebuah bisnis apapun itu bentuknya, selalu muncul dari sebuah peluang, dan tidak terbatas di industri/komoditi apa peluang itu.

Kita harus menganalisa sedalam-dalamnya peluang yang kita tangkap, apakah itu memang reliable untuk dikatakan sebuah bisnis yang akan kita jalankan.

Kadang peluang itu muncul tidak diduga, apakah kita dengar dari teman, saudara, orangtua, atau saat kita di jalan dari rumah menuju ke kantor.. seringnya sih ide itu 'ting!' pada saat kita mengalami suatu situasi yang tidak menyenangkan atau terdesak, atau apapun itu...



Misalnya gini nih, contoh soal :

Sering kita memiliki suatu ide atau gagasan ngawur yang terbilang 'mentah', misalnya pas kita jalan dari rumah ke kantor tadi.. dimana kita dituntut harus pergi pagi-pagi sekali untuk menghindari macet di jalan dan nggak sempet bikin sarapan plus ngopi..

Kadang terbesit suatu pikiran dari keinginan yang spontan :

"Coba aja ada kita bisa sarapan kopi plus sandwich di jalan yang cuma sekedar lewat aja tanpa harus mampir ke Starbucks, parkir mobil, bayar parkir, ….".. itu saya bilang sih emang suatu kondisi normal di jaman sekarang ini.

Sesampainya di kantor langsung bete sama pekerjaan yang numpuk di meja kerja kita. Itu problem.. tapi itu normal.

Dari hari ke hari seperti itu.. dan ternyata keluhan pribadi itu menjadi keluhan yang sudah menjadi generik bagi semua rekan kita.

Namun dibalik kejadian normal sehari-hari itu, kalau kita jeli… itu adalah sebuah peluang!

Ide nya : -- "Memiliki bisnis sebuah Kedai Sarapan Drive Thru" --.

Apakah itu ide original? Mungkin YA mungkin TIDAK..

YA, Eureka!! memang Anda tergolong seorang brilian yang memiliki ide orisinal yang BELUM pernah dipikirkan oleh orang lain.

TIDAK(1), jika memang hal tersebut SUDAH pernah terpikirkan di benak orang lain tapi BELUM pernah ada yang merealisasikannya.

TIDAK(2), jika memang orang lain sudah pernah merealisasikan ide tersebut, cari tau lebih dalam, apa saja kendala yang ada.. apakah lokasi booth nya kurang tepat? atau jenis makananya kurang pas di lidah Anda? atau pelayanannya kurang cepat sehingga ngantri?

(#A. Explore your Idea)

Dari ide apapun yang muncul di benak Anda itu, segeralah mengambil kertas dan tulis besar-besar ide tersebut.. tulis dan simpan baik-baik.

Dari catatan besar Anda tersebut, Anda harus mengawali dengan suatu perencanaan (planning breakdown) baik itu disisi Internal Anda maupun External dengan beberapa pertanyaan "How…" dan "What if …". Tentunya juga dengan orat-oret di kertas sebagai dokumentasi kita, antara lain sbb. :

# Resources : Finansial / Modal, berapa uang yang harus ada untuk membangun sebuah bisnis tersebut? Perlu berapakah tenaga kerja yang mutlak dibutuhkan untuk itu? (detailnya kita bahas nanti)

# Government : Apa yang dibutuhkan perijinan kepada Pemda, Polisi, Lingkungan untuk membuka bisnis tersebut?

# Regulation : Adakah regulasi yang melarang ini dan itu? atau mungkinkan kelak di kemudian hari kita di gerebek aparat atau preman setempat karena DILARANG untuk melakukan bisnis tersebut? atau apakah mungkin kita akan punya masalah besar keterbatasan bahan baku jika bisnisnya sudah berkembang nanti?

# Economy : Apakah bisnis kita ini sangat rentan dengan kondisi ekonomi masyarakat?

# Competitors –untuk kasus TIDAK(2) : Cari siapa kompetitor langsung dan tidak langsung Anda, apa kelemahannya, apa kelebihannya, apa kendala mereka, apa peluangnya?

Di tahap ini Anda akan merenung sejenak dan banyak berpikir menyusun awal dari suatu konsep bisnis. Mungkin Anda akan minta bantuan Istri/Suami/Pacar untuk ikut terlibat dalam diskusi.

Catatan: Ingat, jangan sekali-sekali melontarkan ide mentah Anda kepada teman sekantor Anda! Bisa-bisa kecolongan di tengah jalan. kecuali teman itu tergolong 'Soul-Mate' Anda.

Ingat, jangan dulu merencanakan bisnis 'terlalu besar' yang muluk-muluk dan yang berpotensi untuk membutuhkan modal besar sehingga dinilai tidak akan sanggup dilakukan. Hal tersebut akan membuat Anda menjadi over-pesimis. Biarkan para konglomerat yang melakukan itu, kita saring skala bisnis yang menengah-bawah saja dulu.

Poin demi poin perencanaan tersebut di bahas secara terperinci dan kemungkinan besar kendala yang paling sulit menurut saya adalah "Resources". Kadang kita mundur atau akhirnya hanya sekedar ide yang tetap sebagai ide "mentah". Sayang khan?

Lain hal kalau Anda tergolong orang yang sudah terbilang mapan dari sisi financial, sehingga hal ini nggak jadi ganjelan yang berarti.

Tapi, jika sebaliknya?? Nah mungkin kiat-kiat berikut dibawah ini bisa membantu mencairkan otak Anda yang keburu beku, nggak pe-de, atau pesimis sehingga dapat mengantisipasi kendala tersebut, antara lain sbb. :


(#B. Budgeting)

Buatlah hitungan kasar semacam budgeting dengan gaya Anda sendiri yang meliputi :

- Investasi Awal berupa Investasi pengadaan peralatan (Initial Cost)
- Modal Kerja (Operational Cost), termasuk biaya SDM didalamnya
- Perkiraan Omset dan Keuntungan Bersihnya (Gross / Nett Margin)
- Proyeksi Neraca Rugi Laba

Dari sini kita dapat membuat sebuah simulasi dan diharapkan dapat mendekati ke kenyataan nya nanti. Seluruh item sekecil apapun jangan ada yang terlewat, bahkan kalau bisa termasuk 'yang tak terduga' nya.

Pada Proyeksi Neraca Rugi Laba yang kita buat tadi, dapat akhirnya Anda dapat menghitung berapa modal awal yang kita memang butuhkan dan tarik sampai perhitungan 12 bulan operasional.

Lakukan riset, survey, cek-n-ricek ke calon vendor-vendor Anda terkait Investasi dan Modal Kerja Anda.

Catatan:
# Initial Cost adalah pembiayaan dalam bentuk investasi yang biasanya menjadi fixed cost (asset) dan bisa dihitung penyusutan sesuai waktu yang Anda tentukan sendiri, kapan akan bisa "Break-Even-Point" (BEP) nya. Hal ini penting supaya Anda dapat menentukan kapan Anda bisa melakukan diversifikasi bisnis Anda dengan membuka cabang atau bisnis lainnya. Misal, Peralatan utama yang menunjang bisnis Anda seperti Server, AC, Kompor, Mobil, Beli Ruko, dll.


# Operation Cost adalah pembiayaan berulang setiap bulannya yang bersifat variable dan tentunya ini adalah biaya yang kita keluarkan secara berulang, misalnya cicilan kredit, biaya sewa lahan, gaji karyawan, bahan baku komoditas yang di jual, listrik, air, BBM, ATK, Freon, dll.



Kembali ke kertas kerja Anda…

(#C. Making a Business Process)

Buatlah suatu perencanaan detil business-process dari-hulu-ke-hilir seluruh kegiatan bisnis yang akan di jalankan dan kalau Anda mampu, silahkan membuat dalam bentuk Standard Operating System (SOP) dalam bentuk Flowchart (Visio) yang dapat di pahami seluruh pihak yang akan terlibat nanti (lihat gambar).

Proses demi proses, A sampai Z nya harus di dokumentasikan secara terperinci dengan suatu catatan pendukung disampingnya, hitung cycle-time setiap proses, asumsikan perhitungan cost setiap prosedur yang mungkin timbul (serta merta menyesuaikan Rencana Anggaran) untuk seluruh komponen pendukung nya, misalnya: BBM, ATK, Karet Gelang, Peniti, Jarum, …, dll.


(#D. Checking your Wallet)

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menentukan Tahap #1 ini, Anda mulai berpikir bagaimana memulai untuk tahap implementasi dari perencanaan ini, yaitu mengukur Finansial Anda!

Seberapa besar uang yang Anda miliki di rekening Tabungan?

# Jika Cukup, langsung berkoordinasi untuk mulai melakukan pemesanan item yang anda cantumkan di Rencana Anggaran satu per-satu, tentunya dengan mengikuti pedoman budget dan asumsi batasan waktu.

# Jika Anda merasa bahwa Anda belum mampu untuk membiayai secara swasembada, maka Anda perlu mengidentifikasi alternatif pilihan pembiayaan yang reasonable, seperti :

- Apakah Anda memiliki asset pribadi yang dimiliki bisa 'disekolahkan'?

- Atau ada peluang untuk mendapatkan 'Kredit Tanpa Angunan' dari pihak Bank dimana teman Anda bekerja sebagai mediator?

- Apakah memiliki seorang atau beberapa 'Soul-Mate' yang bisa diajak menjadi partner(s) untuk melakukan investasi di bisnis Anda ini?

Dari semua itu, ada tugas tambahan untuk Anda untuk menyusun suatu 'Proposal' yang comprehensive sehingga pihak mana yang Anda pilih untuk pendanaan ini bisa melicinkan rencana Anda. Perlu diingat, bahwa 'Proposal' ini dituntut untuk menampilan seluruh aspek, baik di sisi Planning ini, maupun dari sisi commercial lainnya. (yang akan kita bahas dalam Tahap berikutnya).

Tentunya perlu memperhitungkan untung-rugi, beban tambahan yang akan dipikul, baik itu dalam bentuk 'cicilan' atau 'profit sharing'… atau adanya penempatan 'orang titipan' di organisasi Anda.. pilihlah alternatif yang paling sesuai!

Jangan pesimis, menjadi pebisnis sukses belum tentu berawal dari yang 'kocek' nya tebal... namun mereka memiliki kreatifitas, kemauan yang tinggi, dan perencanaan yang terukur.

Semoga Anda dapat melewati Tahap krusial ini…

- - -
Steve Jobs dengan Apple nya mengalami pasang surut dalam menjalankan perusahaanya, namun dia mampu melewatinya dengan mempelajari kesalahan masa lalu untuk memperbaiki produknya dengan selalu memunculkan inovasi-inovasi canggih dan cool, bahkan Apple menyatakan dirinya sebagai perusahaan yang revolusioner dengan MacBook, iPod dan iPhone nya...

Starbucks dengan kopi sebagai komoditas utamanya muncul dengan menyulap "ordinary coffee" menjadi "extraordary coffee" dengan cara penyajian yang khas. Dengan inovasi nya secara tidak disadari dia sanggup meracuni dunia dan menjadi Trendsetter gaya hidup orang...

Ciptakan produk dan servis yang innovate, authentic, revolutioner, continuously...

- - -
Akhir kata (pada edisi kali ini)….

Apa yang saya sampaikan diatas tadi, mungkin ilmunya sudah dipelajari dan didapat di perusahaan tempat Anda bekerja dan itu adalah Advantage bagi Anda. Namun yang dilakukan di perusahaan dan melakukannya sendiri JELAS BERBEDA!

Jangan terlalu mengambil tindakan yang belum Anda hitung resiko nya, karena mungkin resiko akan menjadi beban di pundak Anda, hitung semua kemungkinan yang bakal ada.

Gunakan insting dan perlu extra hati-hati dalam mengimplementasikannya.
Perencanaan adalah awal dari segalanya.

Bagi yang belum, mulailah Anda memperhatikan lingkungan sekitar dimanapun Anda berada, potret peluang, tuangkan ide Anda, olah, dan susun rencana!

Dengan Anda melalui tahapan ini "Aura Entrepreneurship" sudah mulai muncul +/- 20% di tubuh Anda!!

Kembali akan saya kupas lanjutannya pada edisi "The Entrepreneur Way" edisi berikutnya…

(To Be Continued)

[more]

Rabu, Februari 25, 2009

The Entrepreneur Way (1)

Pendahuluan

Pada edisi "The Entrepreneur Way" ini, saya ingin mengupas kiat-kiat dalam membuat strategi dan menjalankan bisnis yang baik dan benar, sehingga hasilnya nanti dapat dipetik dan menjadi pedoman kita semua dalam menjalankan peran sebagai Entrepreneur dengan mencapai goal dan berpredikat "Sukses" yang sebenar-benarnya, yaitu adalah sebagai langkah untuk berbagi informasi yang dapat kita diskusikan apa yang bisa didiskusikan bersama.

Sebelumnya, saya dengan ingin mengutarakan sedikit lebih detil tentang pengalaman dalam menjalankan karir sampai akhirnya berani untuk membangun brand ASTA yang bergerak dalam bidang Information Technology dan Channel Distribution ini… dan yang pasti kita ini masih tergolong jauuuu….uuh (*dibaca dengan 5 ketukan*) dari "Sukses" yang sebenar-benarnya.

Dari bekal ilmu pengetahuan serta pengalaman yang didapat sepanjang hayat dari berbagai sumber (perusahaan dimana saya bekerja) tersebut, maka saya coba untuk summary kan yang hasilnya kurang lebih sbb.:

# "Information Technology", adalah ilmu dasar mengenai 'mesin pintar' alias Komputer yang didapat di bangku kuliahan, dari mulai pelajaran tentang Hardware (meskipun dulu adalah masa-masa jadul nya Komputer, dengan kecepatan proses yang segitu-gitunya tapi alatnya bisa sebesar 'bagong'), lalu juga mengenai seputar Software : Programming, Algorithm, System Analyst, dll. sedangkan saya sendiri adalah sebagai obyek yang biasa disebut Brainware.

# "Customer Oriented" yang didapat semasa jadi karyawan Astra Graphia, dimana kita diajarkan untuk selalu berorientasi kepada pelanggan.

# "Marketing Strategy", "Marketing Communications", "Channel Distribution" yang didapat dari Satelindo/Indosat, dimana saya mendapatkan ilmu mengenai distribusi dan sederet 'kartu nama para partners' nya Indosat dulu.

# "Retail Sales", "Canvassing", didapat dari Bakrie Telecom (Esia), dimana saya di gembleng untuk bagaimana caranya membina dan memelihara hubungan dengan para Retailers yang jumlahnya ribuan dan diperlukan manajemen dan strategi yang cukup pelik untuk dapat mengikuti persaingan antar operator di pasar terbuka.

# dan yang terakhir.. hmmm nggak deh, nggak perlu di detail kan untuk yang terakhir ini sebab yang saya dapat adalah 'sad ending'. Namun nggak bisa dipungkiri bahwa saya mendapatkan ilmu dari sini dan akhirnya saya mengolah dan mendapatkan strategi yang benar-benar 'pas' untuk menciptakan bentuk bisnis dan strategi, dan saya golongkan ini adalah pelajaran "Marketing Intellegence".

Dari 5 poin diatas itu, adalah kombinasi yang saya anggap ideal yang bisa di explore lebih dalam lagi sehingga dari pengetahuan dan pengalaman tersebut dapat menjadi acuan dalam menentukan arah bisnis dan strategi yang saya jalankan saat ini, tentunya dengan menyesuaikan apa yang terjadi di masa kini dan yang akan datang. Tapi.. yang perlu di garis bawahi dari semua saya sampaikan dari 5 poin diatas tadi, adalah :

"Semasa kita jadi karyawan/pegawai adalah masa-masa belajar yang dibayar,
sedangkan kerja yang sebenarnya adalah pada saat kita berperan sebagai enterpreuner!".


Jadi bagi Anda yang masih berstatus sebagai karyawan dan pegawai, saya sarankan untuk memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya untuk memetik hal-hal positif dengan mengasah keterampilan dan pengetahuan, seperti : enhancing skill, knowledge, management, leadership, finance for non-finance, sales & marketing strategy, relationship, apapun itu… makanya sering-sering lah meminta ke atasan atau HRD Anda untuk minta pelatihan, seminar, kursus, training sebagai pembekalan diri… swear deh, kelak akan ada manfaatnya dan tidak percuma, tapi yang pasti cuma-cuma… (mumpung perusahaan yang bayarin.. hehe)

Saya tidak ingin membahas apa itu dan sepak terjang ASTA terlalu dalam, namun secara teoritis bagaimana bentuk ideal suatu perusahaan bisa menciptakan dan memasarkan brand atau service yang bisa diterima oleh pasar (baca: konsumen).


Sumber Inspirasi

Kalau sekali waktu kita jalan-jalan ke Toko Buku Gramedia atau Gunung Agung di kota Anda.. terhampar ribuan buku disana, namun ada beberapa yang menjadi perhatian saya, antara lain "The Starbucks Experiences", "The Toyota Way", "The Apple Way", … dan Way-Way lainnya. Di buku-buku tersebut kita lihat kurang lebih menceritakan rahasia sukses, prinsip manajemen perusahaan-perusahaan terkemuka kaliber dunia yang produk atau service nya bisa kita nikmati bersama saat ini. Diantaranya adalah :

# Starbucks yang sukses dengan "Coffee" nya, mengolah "Kopi Standar" sebagai komoditas utamanya disulap menjadi "Kopi Tidak Biasa" : Find the 5 Starbucks principles for turning ordinary into extraordinary…

# Toyota yang sukses dengan industry Otomotif nya, mereka menyadari bahwa kendaraan yang mereka ciptakan adalah hanya sekedar langkah awal, namun yang terpenting adalah bagaimana mereka bisa mengelola "After-Sales" nya, sehingga mereka memiliki prinsip: Toyota menghargai setiap masalah karena menemukan dan meyelesaikan, berarti selangkah lebih baik…

# Steve Jobs yang sukses dengan iPod nya, meskipun Apple pada awalnya terbilang gagal meluncurkan produk yang kurang diminati konsumen seperti "Lisa", namun mereka mempelajari berbagai pelajaran berharga baik dari kesalahan masa lampau maupun dari keberhasilannya. Sehingga dia dan para visioner Apple nya berkesimpulan bahwa semua itu berkontribusi pada evolusi yang berkesinambungan, karena mereka sadar bahwa : menemukan masa depan masih belum cukup – Anda juga harus mengantarkannya…

Begitulah mereka…

Selain buku tersebut diatas, banyak sekali buku-buku sebagai pembekalan diri yang membahas Marketing Strategy lainnya atau Motivation yang ingin menularkan ilmunya dengan topik dan cara pembahasan yang berbeda-beda kepada kita semua. Tinggal mana yang kita pilih mana yang paling cocok dan sesuai dengan aliran yang kita anut.

Sementara saat ini saya sendiri memilih untuk membahas beberapa buku dari diantara sederet buku yang semuanya memang bagus, yang akhirnya saya pilih buku yang dianggap paling sesuai menjadi referensi berdasarkan intuisi saya, yaitu :

# Apple Way -- 12 Pelajaran Manajemen dari Perusahaan yang Paling Inovatif di dunia –Jeffry L. Cruikshank, yaitu buku yang menguraikan rahasia dan prinsip manajmen yang menjaga agar perusahaan tersebut tetap menjadi yang terdepan.

# Think BIG, Act SMALL -- Rahasia Strategis 9 Perusahaan Peraup Laba Besar –Jason Jennings, yaitu buku yang berisi tentang pemaparan strategi dari sekian perusahaan dengan berbagai caranya masing-masing.

# Crowd -- Marketing Becomes Horizontal –Yuswo Hady dan # New Wave Marketing –Hermawan Kertajaya (MarkPlus&Co), yaitu sebuah buku yang menyuguhkan paradigma pemasaran baru di era Internet sekarang ini.

# Financial Revolution –Tung Desem Waringin, yaitu buku yang memuat sederet kiat-kiat sukses dalam mengembangkan dan mengelola keuangan Anda.

(5 buku dulu cukup deh, daripada nggak kebaca semua..)

Semua perusahaan yang ada di dunia ini tentunya berlomba untuk menjadi "Sukses" yang sebenarnya, namun ada juga sederet perusahaan yang berhenti di tengah jalan dan memang perusahaan yang ambruk ini disebabkan oleh berbagai macam kasus. Perusahaan mana yang bisa sampai ke jenjang mapan dan mana yang menjadi follower dan bahkan mana yang bankrupt, semua itu ditentukan oleh para pelaku bisnis (Stakeholder : shareholder, management, staffs) yang berada di dalamnya. Dan tentunya Customer adalah sebagai 'obyek penderita' dari apa yang kita sajikan untuk mereka.

Maka dari itu, kita harus mempelajari perusahaan demi perusahaan.. bagaimana "success story" nya beserta kiat-kiat nya. Dan juga kita harus mengetahui dibalik kegagalan sebuah perusahaan mengelola suatu produk/jasa, apa saran mereka untuk terhindar dari malapetaka….

Intisari yang bisa saya ambil, hal-hal apa saja yang sangat berpengaruh terhadap maju-mundurnya sebuah perusahaan…. kurang lebih yang dapat saya kelompokkan sbb.:

#1. Internal & External Aspect – Resource, Government, Regulation, Economy, Competitors, etc.

#2. Innovation & Creativity – Research, Production, Development, etc.

#3. How to Deliver your product – Sales & Marketing Strategy

#4. How To keep the Customer – Customer Satisfaction

#5. How to Manage your Company – Finance & Management

#6. What to do Next? – Re-Creating a New Product

Nah, untuk mengetahui lebih jauh setiap poin dari 6 poin diatas, akan saya kupas lebih mendetil pada edisi "The Entrepreneur Way" berikutnya…

(to be continued)

[more]

Local News

..:: Copyrights  ©2009 by www.asta.co.id ::..

[Back to TOP]